Kajian | Silaturahmi | Curhat

Cermin dari Anak berusia 7th


1/08/2015 07:37:00 PM
Penulis: Farida
" ANAK INI BENER-BENER MEMBIKIN AKU IRI "
Ngapain duduk disini?
Tanyaku menyapa.....
Seorang anak kecil, duduk disampingku. Sambil komat kamit entah apa yang ia baca.
Duduk disampingku dengan memangku kitab shohih bukhori dan seperangkat alat tulis.
Iyaaa,,,, tepatnya dimajlis syaikhinaa Abdul Muhsin Al Abbad hafidzohullah wa ro'aah.
Gerakannya membuatku bergumam dan menarik hati untuk sekedar bertanya dan ngobrol sebentar sambil menunggu kedatangan syaikh.
Seorang anak kecil, berbalut jubah putih bersih, kepalanya terhiasi peci yang mungil.
Seorang anak penduduk sini, Madinah an Annabawiyyah.
Kuberanikan diri tuk menyapa dan bertanya. Apa seh yang sedang ia lakukan.
: Sedang apa kamu nhee naaak???
: Lagi murojaah hafalan kak..
" gumamku dalam hati, paling juz dua puluh delapan, karna aku lihat tadi ia membolak balik lembaran juz tersebut "
Anaknya baru berumur 7 tahun kurang lebihnya. Sekitar itulah kebiasaan anak disini menghafal alquran.
: oooohh,,,berapa juz kamu hafal??
: dua delapan.
: juz dua delapan maksudmu??
: bukaaaaan...dua delapan juz maksudnya.
: waaaahhhh,,,, hebat hebat, barokaAllahu fiek.
: wafiek barokaAllah.
" kukira juz dua delapan, ternyata tak kuduga tinggal dua juz lagi ia menyeleseikan hafalannya "
: Kok kamu duduk disini dek?? Tidak sama kawan kawan kamu ikut halaqoh alquran?
: sudah tadi, selepas sholat ashar buru buru aku menyetorkan hafalanku kepada pembimbing halaqohku. Lagian aku lebih suka duduk disini, selain memang disuruh abi mendengarkan faedah ilmu. Juga belajar mengambil istifadah ilmu...
: oohh,, masyaAllah... Yah lanjutkan aktifitasmu dek. Jangan lupa doakan kaka taufiq yaa!!??
: shipp dehh,,, bittaufiq InsyaAllah.
Masih seumur jagung, sudah menghafal alquran begitu banyak. Semangatnya menuntut ilmu mengalahkan para pemuda yang terombang ambing nikmatnya dunia.
Aku iri dengannya, iri dengan apa yang ia dapat, iri dengan caranya menghabiskan waktu dengan ilmu dan menghafal.
Semoga aku bisa menyusulnya dengan semangat baru. Walaupun tak sampai, namun usaha sudah dilakukan. Aku sangat berterima kasih kepadanya, ia telah memberiku dongkrak untuk memompa semangat himmah yang lama kendor.
Kalau saja andai-andai itu boleh dikatakan. Ingin ku berandai andai kembali ke masa kecilku, ku perbaiki rapot amalku yang warna warni dengan tinta kemalasanku.
Benar kata seorang penyair :
العلم في الصغر مثل نقش في الحجر والعلم في الكبر مثل نقش في المدر
Berilmu pada waktu kecil, ibarat mengukir pada batu cadas. Dan berilmu diwaktu senja bagaikan mengukir pada lelumpuran.
____________
Fadzla Mujadid
Fak. Dakwah wa ushuluddin
17 Robiul Awal 1436 hijriyah.
Kisah ini dialami penulis awal tahun pertama kali menginjak Kota Nabi.
source: FP Di Kota Nabi
Baca Selengkapnya...

0 Komentar:

Post a Comment

<< Home