Kajian | Silaturahmi | Curhat

Bolehkah Mengucapkan Selamat Natal?


12/22/2014 09:18:00 AM
Penulis: Farida
🌿WBM🌿
🍂Bismillahirohmanirrohim🍂
Kajian bersama HJ Irena Handono
➡Kamis, 11 Desember 2014
❗Bolehkah Mengucapkan
Selamat Natal?

Di bulan Desember ini
⛵ seperti tahun-tahun
sebelumnya dan sepanjang tahun, selalu
muncul pertanyaan yang ditujukan kepada saya,
tentang boleh tidaknya mengucapkan
🚩'Selamat Natal'. Jawaban saya cukup singkat:
⛔TIDAK!
➡Sebagian memberikan alasan bahwa mereka masih
terikat pada pekerjaan yang dalam posisi sulit
mengelak untuk mengucap 'Selamat Natal' pada relasi,
customer, bos, atau atasan. Sebagian yang lain
beralasan karena untuk menjaga hubungan baik,
kekerabatan, kekeluargaan dengan saudara, ipar,
orang tua, mertua ataupun tetangga.
Bahkan ada yang berdalih, rekan kerja suaminya,
tetangga atau kerabatnya yang beragama Kristen,
selalu hadir saat Idul Fitri, memberikan selamat dan
bahkan ikut meramaikan perayaan Idhul Fitri di
rumah. Maka, 'tidak enak' rasanya kalau harus cuek
kala mereka sedang merayakan Natal. Dan seringkali
➡'toleransi' dijadikan dalih untuk menempatkan Muslim
pada posisi sulit sehingga terjebak untuk berpartisipasi
dalam kegiatan Natal.
Dan jawaban saya tetap tidak pernah berubah, cukup
singkat,
⛔TIDAK BOLEH!. Apapun alasan, kita tidak boleh
mengucapkan 'Selamat Natal' dalam apapun
kondisinya.
Kali ini kita tidak membahas tentang Natal dari sudut
sejarah. Karena insyaAllah kita sudah mengetahui
semua, bagaimana sejarah Natal dan pengaruh budaya
pagan Romawi yang kental mewarnai ritual 25
Desember ini. Namun kita akan membahas Natal dari
sisi ibadah dan dampaknya pada aqidah.
Hakekat Natal
Natal adalah sebuah peringatan terhadap lahirnya
Yesus (Isa as) sebagai Tuhan. Apakah benar Yesus
dilahirkan pada 25 Desember? Tidak juga. Alquran
menginfor-masikan bahwa Isa as lahir saat pohon
kurma sedang berbuah lebat hingga buah-buahnya
jatuh berguguran. Dan ini mustahil terjadi pada bulan
Desember.
🔐Namun yang penting ditekankan disini bahwa Natal
adalah peringatan terhadap hari lahirnya/hadirnya
Yesus sebagai Tuhan. Yang perlu digarisbawahi adalah
kalimat, 'Yesus sebagai Tuhan'. Sehingga, peringatan
Natal ini sesungguhnya adalah sebuah ibadah. Sebuah
ibadah inti dalam agama Kristen. Karena tanpa
peringatan 25 Desember (lahirnya Tuhan) maka
eksistensi agama Kristen pun tidak ada.
🔑Natal adalah ibadah yang masuk dalam wilayah aqidah.
Karena di sinilah mula eksistensi ketuhanan agama lain
(Kristen).
🔑 Natal adalah salah satu inti iman Kristen.
Idul Fitri
Berbeda dengan Natal.
✏Idhul Fitri adalah sebuah
perayaan Muslim setelah melakukan puasa sebulan
penuh di bulan Ramadhan.
✏ Idul Fitri diisi dengan
acara silaturahim, maaf memaafkan antara keluarga,
tetangga, kerabat dekat maupun jauh, relasi di kantor,
dsb.
✏ Perayaan ini memasuki wilayah hablu-minannas.
Konsistensi Menjaga Aqidah
Ketika seorang Kristen datang pada saat Idul Fitri dan
mengucapkan selamat Idul fitri atau bahan ikutan
mengucap 'mohon maaf lahir bathin', sesungguhnya
tidak ada pelanggaran aqidah/iman yang dilakukan
oleh orang Kristen tersebut terhadap agamanya.
➡Mereka sangat menyadari hal ini. Jadi jangan heran
ketika mereka sangat antusias ikut serta dalam
perayaan Idhul Fitri. Karena tidak ada pelanggaran
apapun dalam iman mereka.
➡ Tapi justru ini menjadi
pintu masuk untuk menunjukkan bahwa mereka sangat
toleran terhadap umat Islam dan secara tidak langsung
juga menuntut agar umat Islampun toleran terhadap
mereka dan agar Muslim tidak menolak ketika mereka
mengajak untuk berpartisipasi dalam Natal. Ini tidak
fair!
🆗Tapi coba perhatikan, adakah mereka mau
mengucapkan selamat kita Muslim merayakan Idhul
Adha (Idul Qurban)?
⛔Tentu tidak pernah dan mereka
tidak akan mau. Karena ketika seorang Kristen
mengucapkan Idhul Adha kepada Muslim, maka ia
sudah melanggar iman mereka.
➡Mengapa demikian?
Idhul Adha
Bagi umat Islam, Idhul Adha adalah peringatan yang
merefleksikan peristiwa keikhlasan dan loyalitas Nabi
Ibrahim AS kepada Allah SWT dengan mengikhlaskan
putranya Nabi Ismail AS untuk disembelih.
➡Namun dalam keimanan Kristen, putra tunggal Nabi
Ibrahim AS adalah Ishak AS. Bibel tidak mengakui Nabi
Ismail sebagai putra nabi Ibrahim. Iman Kristen
sebagai mana yang tertulis dalam Bibel menyatakan
bahwa putra yang akan disembelih oleh Nabi Ibrahim
adalah Ishak, bukan Ismail.
Kejadian 22:2
📖Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang
engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria
dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban
bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan
kepadamu."
➡Bahkan lebih jauh, Nabi Ismail AS yang dihormati
dalam Islam sebagaimana nabi-nabi yang lainnya,
namun dalam Kristen Nabi Ismail dikatakan sebagai
seorang laki-laki yang perilakunya seperti keledai liar.
Kejadian 16:11-12
➡Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya:
"Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang
anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab
TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu
itu.
➡Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar,
demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan
tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan
melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan
menentang semua saudaranya."
Sehingga, jika seorang Kristen meng-ucapkan selamat👇
➡Idhul Adha berarti ia telah mengingkari ayat-ayat
dalam kitab suci mereka. Menodai keimanan mereka
terhadap firman Tuhannya.
➡Jika ucapan Idhul Fitri tidak membawa dampak apa-
apa bagi umat Kristen, tapi justru menguntungkan
mereka.
➡ Namun ucapan Idhul Adha justru akan sangat
membahayakan iman/aqidah mereka. Dan hingga saat
ini mereka sangat konsisten mempertahankan iman
mereka.
✏Pertanyaannya, mengapa kita sebagai Muslim harus
mempertaruhkan atau bahkan menggadaikan aqidah
kita dengan mengucap 'Selamat Natal' atas dalih
toleransi? Ini bukan toleransi, tapi pemerkosaan
aqidah.
Baca Selengkapnya...

2 Komentar:

10:37 PM, Anonymous Pashmina Instan berkata...

"MasyaAllah sangat inspiratif sekali ukh ^_^"

 
9:32 AM, Anonymous Esti Amarta berkata...

"Sungguh meepesona sekali :)"

 

Post a Comment

<< Home